Sampai di pelabuhan Tulehu kami dijemput driver dari OBS yang ada di ambon. Sudah sore jam 3 waktu setempat jadi kami putuskan untuk langsung ke hotel yang telah kami pesan sebelumnya. Kami menginap di Hotel Amaris dua malam ke depan. Ada yang unik begitu kami masuk ke dalam kamar. Di atas meja sudah disiapkan aneka buah melon dan semangka. Setelah saya tanyakan ternyata itu adalah hidangan yang khusus disediakan untuk kami dengan status pengantin baru. Pada saat pemesanan saya memang memasukkan special request dan dengan setengah percaya hotel bintang 2 itu memberikannnya berupa buah. Nilai plus sendiri buat saya.
Selesai mandi dan sholat, kami pun keluar hotel untuk mencari makan malam. Banyak teman yang menganjurkan saya untuk mencoba nasi kuning. Dan kebanyakan bilang rumah makan nasi kuning Bu Nanik salah satu yang terbaik di Ambon. Lokasinya berdekatan dengan Masjid Al- Fatah. Persis di sebelahnya. Jadi di kota Ambon sangat banyak penjual nasi kuning. Ibarat warung tenda pecel ayam di pulau Jawa. Jadi tidak susah untuk mencarinya. Saat itu saya pesan cakalang dan Dita pesan udang, makanan favoritnya. Buat saya yang pecinta kuliner rasa ikannya khas begitu meresap ditambah taburan srundeng yang bikin rasanya jadi tambah lezat. Untuk harga tidak begitu mahal, cukup mengeluarkan 50 ribu untuk dua porsi ditambah minuman yang kami pesan. Jarak ke hotel tidak begitu jauh sebenarnya tapi karena kami masih lelah pulang dari Ora kami pun naik becak pulang ke hotel. 12 ribu saja.
Setelah cukup istirahat, besok paginya kami bertemu dengan Pak Ucu, pemilik mobil yang akan kami sewa selama di Ambon. Dia sudah menunggu di basement hotel. Orangnya baik dan memberi kami saran bagaimana cara terbaik untuk explore Ambon selama sehari. Katanya Ambon itu kecil jadi sehari saja cukup untuk keliling Ambon. Setelah memberikan kunci mobil, Pak Ucu pamit pergi karena masih ada urusan. Kami pun bergegas meninggalkan hotel untuk pergi mengunjungi Pantai Liang, tujuan pertama kami. Cukup bersih dan sepi (karena waktu kami kesana hari kerja hanya ada satu atau dua mobil yang parkir). Sambil menunggu waktu makan siang saya mengambil foto secukupnya, Dita main ke dermaga kecil di tengah - tengah pantai. Dipanggil, saya pun menyusul ke dermaga. Ternyata pemandangan lebih indah disini. Perpaduan biru air dan bukit di seberang pantai menjadi pasangan sempurna untuk diabadikan dalam sebuah foto. Setelah itu kami kembali ke pinggir pantai untuk makan pop mie yang telah kami beli sebelumnya. Tinggal beli air panas di warung yang ada disana.
Dita dan Pantai Liang |
Dermaga |
Bapak penyewa kapal yang mau mengantar pengunjung |
Eels hunting |
Morella Eels |
Rujak Natsepa |
Setelah ngerujak kami melanjutkan perjalanan. Kali ini kami ingin mengunjungi pantai (lagi). Pantai Pintu Kota yang terletak di sebelah utara kota Ambon nisa ditempuh selama 45 menit dari pusat kota. Hanya sebentar saja kami disana karena tidak terasa malam hampir tiba dan kami harus sampai di kota sebelum larut malam. Besok siang kami sudah pulang ke Jakarta. Berfoto dan minum es kelapa muda sambil menikmati matahari terbenam adalah aktivitas yang biasa dilakukan pengunjung. Kami pun memesan es kelapa. Ah segarnyaa!
Pantai Pintu Kota |
Saya
Travel Notes:
1. No Hp Pak Ucu: 081343004495
2.Pantai Liang
Biaya masuk per mobil 2 orang 13.000
Air panas 2 @5.000
3. Morella Weels Waai
Pawang 30.000
Parkir 10.000
Telur 2 @ 5.000
4.Rujak Natsepa per porsi 15.0005. Pantai Pintu Kota
Biaya masuk per orang 2.000
Mobil 10.000
Es kelapa 15.000
( per tanggal 1 Februari 2018)
No comments:
Post a Comment