Saturday, March 3, 2018

Jalan - Jalan di Ambon part 2 : Antara Liang dan Pintu Kota

Kembali ke pulau Ambon dengan bekal roti yang dibungkus dari Ora Beach Resort, kami pun menuju pelabuhan Amahai kembali. Sebelum naik kapal kami mampir di rumah makan padang untuk beli makan siang untk dibawa ke kapal, roti ludes dimakan di jalan. Tidak yakin ada penjual makanan dan kalaupun ada pasti harganya lebih mahal. Tidak mau ambil risiko.

Sampai di pelabuhan Tulehu kami dijemput driver dari OBS yang ada di ambon. Sudah sore jam 3 waktu setempat jadi kami putuskan untuk langsung ke hotel yang telah kami pesan sebelumnya. Kami menginap di Hotel Amaris dua malam ke depan. Ada yang unik begitu kami masuk ke dalam kamar. Di atas meja sudah disiapkan aneka buah melon dan semangka. Setelah saya tanyakan ternyata itu adalah hidangan yang khusus disediakan untuk kami dengan status pengantin baru. Pada saat pemesanan saya memang memasukkan special request dan dengan setengah percaya hotel  bintang 2 itu memberikannnya berupa buah. Nilai plus sendiri buat saya.

Selesai mandi dan sholat, kami pun keluar hotel untuk mencari makan malam. Banyak teman yang menganjurkan saya untuk mencoba nasi kuning. Dan kebanyakan bilang rumah makan nasi kuning Bu Nanik salah satu yang terbaik di Ambon. Lokasinya berdekatan dengan Masjid Al- Fatah. Persis di sebelahnya. Jadi di kota Ambon sangat banyak penjual nasi kuning. Ibarat warung tenda pecel ayam di pulau Jawa. Jadi tidak susah untuk mencarinya. Saat itu saya pesan cakalang dan Dita pesan udang, makanan favoritnya. Buat saya yang pecinta kuliner rasa ikannya khas begitu meresap ditambah taburan srundeng yang bikin rasanya jadi tambah lezat. Untuk harga tidak begitu mahal, cukup mengeluarkan 50 ribu untuk dua porsi ditambah minuman yang kami pesan. Jarak ke hotel tidak begitu jauh sebenarnya tapi karena kami masih lelah pulang dari Ora kami pun naik becak pulang ke hotel. 12 ribu saja.

Setelah cukup istirahat, besok paginya kami bertemu dengan Pak Ucu, pemilik mobil yang akan kami sewa selama di Ambon. Dia sudah menunggu di basement hotel. Orangnya baik dan memberi kami saran bagaimana cara terbaik untuk explore Ambon selama sehari. Katanya Ambon itu kecil jadi sehari saja cukup untuk keliling Ambon. Setelah memberikan kunci mobil, Pak Ucu pamit pergi karena masih ada urusan. Kami pun bergegas meninggalkan hotel untuk pergi mengunjungi Pantai Liang, tujuan pertama kami. Cukup bersih dan sepi (karena waktu kami kesana hari kerja hanya ada satu atau dua mobil yang parkir). Sambil menunggu waktu makan siang saya mengambil foto secukupnya, Dita main ke dermaga kecil di tengah - tengah pantai. Dipanggil, saya pun menyusul ke dermaga. Ternyata pemandangan lebih indah disini. Perpaduan biru air dan bukit di seberang pantai menjadi pasangan sempurna untuk diabadikan dalam sebuah foto. Setelah itu kami kembali ke pinggir pantai untuk makan pop mie yang telah kami beli sebelumnya. Tinggal beli air panas di warung yang ada disana.


Dita dan Pantai Liang


Dermaga


Bapak penyewa kapal yang mau mengantar pengunjung

Selesai makan kami melanjtukan ke perjalanan ke Waai. Konon disini tinggal belut raksasa (Morella Eels) yang dipercaya warga setempat jelmaan dari raja dan ratu. Belutnya tinggal di kolam agak besar yang dijadikan tempat bermain anak-anak sekaligus tempat untuk mencuci pakaian warga. Sempat ragu, kami pun akhirnya memutuskan untuk bertanya seorang remaja disana. Rupanya dia adalah pawang belut dan bisa membawa keluar belut dari tempat persembunyiannya. Beli umpan berupa telur dan bayar retribusi masuk (walaupun belum resmi hanya dikelola ibu paruh baya), we're off to eels hunting. (eh tapi bukan untuk dimakan ya)



Eels hunting


Morella Eels

Dari Waai kami pulang ke arah kota. Melewati Pantai Natsepa kami berhenti sebentar untuk melihat pemandangan dan makan rujak Natsepa yang sudah sangat terkenal. salah satu yang wajib dicoba ketika di Ambon selain nasi kuning. Hampir sama dengan rujak buah pada umumnya kecuali bumbunya yang sarat kacang dan porsi melebihi buanya sendiri. Sangat segar pecinta buah dan rujak harus coba.



Rujak Natsepa 

Setelah ngerujak kami melanjutkan perjalanan. Kali ini kami ingin mengunjungi pantai (lagi). Pantai Pintu Kota yang terletak di sebelah utara kota Ambon nisa ditempuh selama 45 menit dari pusat kota. Hanya sebentar saja kami disana karena tidak terasa malam hampir tiba dan kami harus sampai di kota sebelum larut malam. Besok siang kami sudah pulang ke Jakarta. Berfoto dan minum es kelapa muda sambil menikmati matahari terbenam adalah aktivitas yang biasa dilakukan pengunjung. Kami pun memesan es kelapa. Ah segarnyaa!


Pantai Pintu Kota


Saya 


Tidak terasa senja pun tiba, kami kembali ke kota dan mampir ke toko oleh-oleh untuk membeli bagea dan minyak kayu putih khas ambon sebelum samapi di hotel. See you again, Ambon!


Travel Notes:
1. No Hp Pak Ucu: 081343004495
2.Pantai Liang
        Biaya masuk per mobil 2 orang 13.000
        Air panas 2 @5.000
3. Morella Weels Waai
        Pawang 30.000
        Parkir 10.000
         Telur 2 @ 5.000
4.Rujak Natsepa per porsi 15.000
5. Pantai Pintu Kota 
        Biaya masuk per orang 2.000
        Mobil 10.000 
        Es kelapa 15.000
  ( per tanggal 1 Februari 2018)

















No comments:

Post a Comment